Rabu, 03 April 2013

Bersaing dengan Menggunakan Teknologi Informasi

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Untuk postingan kali ini penulis ingin memberikan paparan materi tentang “Bersaing dengan Menggunakan teknologi Informasi”. Uraian materi dibawah ini merupakan kombinasi juga antara slide yang diberikan oleh bapak dosen dan juga file yang telah berhasil penulis download.
A.           Lingkungan Persaingan
Suatu perusahaan dapat survive (bertahan) dalam jangka panjang jika berhasil mengembangkan strategi untuk menghadapi lima tekanan persaingan yang umumnya dihadapi dalam lingkungan bisnis. Lima kekuatan tsb meliputi:
1.        Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants).
Banyak ancaman untuk survival dalam jangka panjang datang dari perusahaan yang belum ada atau belum hadir dalam industri/pasar. Ancaman dari pendatang baru memaksa manajemen puncak untuk memonitor kecenderungan, terutama trend teknologi, yang mungkin akan meningkatkan persaingan.
2.        Persaingan Antar Perusahaan yang Ada (Rivalry Among Exicting Competitors).
Dalam industri yang sudah matang, pesaing yang ada bukanlah sebagai ancaman, karena secara spesifik masing-masing perusahaan telah menemukan “ceruk”nya (langganan). Bagaimanapun, perubahan manajemen, kepemilikan, atau aturan main dapat meningkatkan ancaman serius bagi kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.

3.        Daya Tawar Para Penyalur (Bargaining Power of Suppliers)
Para penyalur yang memiliki akses untuk membatasi sumber daya, atau siapa yang mendominasi industri mereka, pasti akan menggunakan pengaruh tersebut. Banyak perusahaan mencoba untuk mengurangi ketergantungan mereka pada satu perusahaan untuk membatasi kekuatan tawar penyalur tersebut.
4.        Daya Tawar Pelanggan (Bargaining Power of Customers)
Pelanggan dapat tumbuh kuat dan besar sebagai hasil penguasaan pasar oleh mereka. Sebagai contoh,Wal-Mart adalah pelanggan paling besar untuk konsumen ‘paket produk’ dan sering juga mendiktekan terminology kepada pembuat barang-barang tsb, demikian juga perusahaan raksasa seperti “Procter& Gambler”.
5.        Ancaman Barang Pengganti (Threat of Subtitutes)
Kemungkinan pelanggan dapat menggunakan produk yang lain atau berbeda untuk memenuhi sama 5 kebutuhannya yang sama, hal ini menunjukkan adanya ancaman barang pengganti.

B.            Dasar Strategi Persaingan
Keunggulan bersaing dimiliki oleh suatu perusahaan bila mereka berhasil melakukan beberapa kegiatan yang mempunyai nilai lebih kepada pelanggannya secara lebih baik daripada yang dilakukan oleh para pesaingnya. Keunggulan bersaing dapat dikembangkan dengan mengikuti satu dari beberapa strategi dibawah ini :
1.        Strategi Kepemimpinan dalam Biaya
Menjadi produsen produk dan jasa dengan biaya yang lebih rendah didalam suatu industry memungkinkan sebuah perusahaan untuk menurunkan harga jual produknya kepada para pelanggan. Pesaing dengan biaya yang lebih tinggi tidak bisa bersaing dalam hal harga dengan perusahaan yang lebih unggul dalam hal biaya ini.
2.        Strategi Diferensiasi (Pembedaan)
Mengembangkan berbagai cara untuk melakukan diferensiasi produk dan jasa perusahaan dari para pesaingnya atau mengurangi diferensiasi para pesaingnnya. Hal ini dapat memungkinkan sebuah perusahaan untuk berfokus pada produk atau jasa agar mendapatkan keunggulan dalam segmen atau ceruk (niche) tertentu suatu pasar
3.        Strategi Inovasi
Menemukan berbagai cara baru untuk melakukan bisnis. Hal ini dapat mengembangkan berbagai produk dan jasa yang unik, atau masuk ke dalam pasar yang unik. Hal ini juga dapat melibatkan perubahan radikal atas proses bisnis dalam memproduksi atau mendistribusikan produk dan jasa yang begitu berbeda dari cara bisnis dulu dilakukan, hingga dapat mengubah struktur dasar industry
4.        Strategi Pertumbuhan
Secara signifikan memperluas kemampuan perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa, memperluas ke pasar global, melakukan diversifikasi produk dan jasa baru, atau berintegrasi ke dalam produk dan jasa yang berhubungan. Contoh : Intel telah meningkatkan kapasitasnya (dan menurunkan biaya-biayanya) seperti yang juga dilakukan pesaingnya, dengan mempertemukan teknologi yang telah dijalankan dengan kegiatan perancangan/disain dan pabrikasi chip yang terintegrasi.
5.        Strategi Persekutuan/Aliansi
Membuat hubungan dan persekutuan bisnis baru dengan para pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan, dan perusahaan perusahaan lainnya. Hubungan ini dapat meliputi merger, akuisisi, joint venture, membentuk “perusahaan virtual”, atau kesepakatan pemasaran, manufaktur, atau distribusi antara suatu bisnis dengan mitra dagangnya

C.            Strategi Kompetitif Lainnya
1.        Mengunci Pelanggan dan Pemasok (Locking-In Customers and Supplier)
Membangun hubungan yang bernilai dgn pelangan, pemasok dan mitra bisnis
2.        Membangun Biaya Berpindah (Switching Cost)
Melakukan investasi dalam TI utk meningkatkan operasi atau menyebaran inovasi
3.        Meningkatkan Halangan Masuk (Barriers to Entry)
Meningkatkan biaya investasi atau kerumitan TI yang dibutuhkan utk bersaing dalam industri atau segmen pasar
4.        Mendorong Investasi dalam TI
Mengembangkan berbagai produk dan jasa baru yang tidak akan mungkin dihasilkan tanpa kemampuan TI yang kuat.

D.           Rantai Nilai
Konsep Rantai Nilai yang dikembangkan oleh Michael Porter memandang suatu perusahaan sebagai rangkaian dari aktivitas dasar (" rantai") yang menambahkan nilai kepada produk dan jasanya untuk mendukung pencapaian suatu margin keuntungan . Di dalam konsep rantai nilai, beberapa aktivitas bisnis adalah merupakan aktivitas utama sedangkan aktivitas yang lain merupakan pendukung. Untuk masing-masing aktifitas, peran dari Sistem Informasi Strategis (SIS) akan memberikan kontribusi yang berarti dalam mendukung kontribusi setiap aktifitas tersebut kepada rantai nilai yang ada.
Sistem Informasi Strategis adalah Sistim Informasi yang mendukung kegiatan operasi atau Proses Manajemen yang melengkapi perusahaan dengan produk dan jasa strategis, serta kemampuan untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing
1.    Proses Pendukung yakni menciptakan infrastruktur internal untuk menyediakan dukungan bagi pekerjaan yang khusus dari aktivitas utama:
-       Manajemen dan Bantuan Layanan Administrasi. Peran Kunci dari SIS disini adalah dalam otomatisasi Sistem Perkantoran.
-       Manajemen Sumber Daya Manusia. peran SIS berupa Database Ketrampilan Karyawan.
-       Pengembangan Teknologi. peran SIS : Merancang / Disain dengan bantuan Komputer.
-       Pengadaan Sumber daya. peran SIS : Pertukaran data secara elektronik dengan para penyalur.
2.    Proses Utama. Proses ini memberikan kontribusi secara langsung dalam proses perubahan bentuk (transformasi) pada perusahaan.
-       Logistik ke dalam/Pengadaan. peran SIS : Sistem pergudangan yang diotomatisasikankan, menjaga agar barang selalu tersedia pada saat diperlukan (Just in time).
-       Operasi/Pengolahan. peran SIS : Sistem Pabrikasi atau produksi dengan bantuan Komputer.
-       Logistik keluar /Pengeluaran. peran SIS: Pemasukan Data secara Online.
-       Pemasaran dan Penjualan. peran SIS : Analisis Pasar.
-       Jasa/Layanan. peran SIS: Sistem Diagnostik tenaga ahli.

E.            Business Process Reengeniring dan Total Quality Management
Salah satu strategi persaingan yang penting saat ini adalah Rekayasa ulang Proses Bisnis atau Business Process Reengeniring (BPR) sering disebut rekayasa ulang. Rekayasa ulang lebih dari sekedar mengotomatiskan proses bisnis untuk mendapatkan peningkatan efisiensi kegiatan bisnis. Rekayasa ulang adalah suatu kegiatan memikirkan ulang dan merancang perubahan proses bisnis secara radikal untuk tercapainya peningkatan yang dramatis dalam hal biaya, mutu, kecepatan, dan layanan. BPR mengkombinasikan berbagai strategi dengan melakukan inovasi bisnis yang membuat peningkatan kinerja proses bisnis sedemikian rupa sehingga suatu perusahaan dapat menjadi lebih sukses dan lebih kuat dalam suatu pasar yang banyak pesaingnya.
Bagaimanapun, selagi banyak perusahaan melaporkan keuntungan yang mengesankan, banyak perusahaan lain yang gagal untuk mencapai peningkatan melalui proyek rekayasa kembali.
Peningkatan Kualitas Bisnis adalah suatu pendekatan yang kurang dramatis dalam meningkatkan keberhasilan suatu bisnis. Satu daya dorong strategis yang penting dalam area ini disebut Manajemen Kualitas secara Total atau Total Quality Management (TQM).
TQM menekankan pada peningkatan kualitas yang berpusat pada kebutuhan dan harapan pelanggan terhadap produk dan jasa. Hal ini melibatkan banyak ciri dan tampilan, seperti pencapaian, keandalan, ketahanan, kemampuan bereaksi dan sebagainya. TQM menggunakan berbagai peralatan dan metoda untuk menyajikan :
-       Barang atau jasa yang lebih menarik dan sedikit variasi mutu.
-       Perubahan yang lebih cepat dari tahap disain ke produksi dan distribusi.
-       Lebih fleksibel dalam menyesuaikan dengan pilihan dan kebiasaan membeli pelanggan.
-       Menurunkan biaya-biaya dengan mengurangi pekerjaan berulang dan menghapuskan kegiatan yang tidak punya nilai tambah.

F.             Menjadi Perusahaan yang Lincah
Model ‘Free.Perfect.Now’ yang telah dikembangkan oleh “AVNET Marshall” mewujudkan tiga dimensi ini kedalam suatu model yang singkat tetapi jelas untuk melayani pelanggannya secara matang dan cepat dalam memberikan tanggapan .
-            Dimensi kebebasan
Menekankan bahwa kebanyakan pelanggan ingin biaya yang lebih rendah untuk nilai/manfaat yang diterimanya, tetapi bersedia membayar lebih untuk suatu jasa yang memberi nilai tambah.
-            Dimensi Kesempurnaan
Menekankan bahwa produk dan jasa seharusnya tidak hanya bebas dari cacat, tetapi juga harus meningkatkan kesesuaian dengan pelanggan (customisasi), penambahan corak dan perlu mengantisipasi lebih lanjut kebutuhan pelanggan dimasa depan
-            Dimensi Kekinian
Menekankan bahwa pelanggan ingin layanan 24 jam terhadap produk dan jasa, waktu penyerahan yang pendek/singkat dan mempertimbangan waktu untuk pemasaran produk mereka sendiri.
Mempunyai kelebihan dalam kinerja bersaing adalah kemampuan suatu perusahaan untuk berhasil secara cepat melakukan perubahan, secara terus menerus membagi pasar global dalam kualitas tinggi, kinerja tinggi, serta produk dan jasa yang sesuai keinginan pelanggan. Perusahaan yang sudah matang sangat tergantung pada teknologi informasi untuk mendukung dan mengendalikan proses bisnisnya. Empat strategi pokok dalam persaingan adalah:
1.        Memperkaya Pelanggan. Perusahaan yang mapan akan memperkaya para pelanggannya dengan memberikan solusi untuk membantu mengatasi permasalahan pelanggannya. Mereka akan berhasil mendapatkan nilai tambah dalam jangka panjang dari Produk dan jasanya, jika mereka mau membantu memecahkan permasalahan berdasarkan pada kebutuhan pelanggan. Ketika suatu kondisi berubah, maka pesaing yang tangkas akan menjalankan hubungan bisnis berdasarkan pada kesediaan dan kemampuan mereka untuk berubah agar dapat mengatasi masalah baru yang dihadapi pelanggan.
2.        Bekerja sama. Perusahaan yang mapan melakukan kerjasama untuk meningkatkan daya saingnya. Hal ini dapat berupa kerjasama secara internal dan, jika dianggap perlu, dilakukan juga kerjasama dengan pesaing dalam rangka mempercepat penyampaian produk dan jasa ke pasar.
3.        Mengorganisasikan. Perusahaan yang mapan mengorganisasikan dengan baik pengelolaan terhadap perubahan dan kesiapan dalam menghadapi ketidakpastian. Ini adalah suatu komponen pokok dari persaingan, karena harus mengembangkan antisipasi dan tanggapan yang cepat terhadap perubahan kondisi, bukan hanya perubahan dalam diri sendiri.
4.        Keseimbangan Orang dan Informasi. Perusahaan yang mapan dapat menjaga keseimbangan antara orang dan informasi dengan memelihara suatu jiwa usahawan/wiraswasta dan menyediakan perangsang bagi karyawan agar lebih bertanggung jawab, meningkatkan kemampuan beradaptasi, dan melakukan inovasi.

G.           Perusahaan Virtual
Suatu Perusahaan adalah suatu organisasi yang menggunakan teknologi informasi untuk menghubungkan orang-orang, asset, dan gagasan. Orang-Orang dan Korporasi membentuk suatu perusahaan dalam rangka mengambil keuntungan dari peluang strategis yang memerlukan waktu, kemampuan orang-orang dan sumber daya teknologi informasi yang tidak boleh ada di dalam perusahaan tunggal. Dengan membuat persekutuan strategis dengan perusahaan lain dan dengan cepat membentuk suatu perusahaan baru dengan mitra terpilih, perusahaan terbaik mampu memasang komponen yang diperlukan untuk menyediakan suatu solusi tingkat dunia (world-class) untuk pelanggannya dan menangkap kesempatan. Untuk berhasil perusahaan harus menguasai enam karakteristik. Enam Karakteristik dalam Perusahaan Virtual tersebut adalah:
1.        Kemampuan beradaptasi: Mampu menyesuaikan diri terhadap suatu perubahan yang cepat sesuai dengan lingkungan bisnis. Selanjutnya Perusahaan maya harus mengurangi proses yang bersamaan waktu (concept-tocash) melalui kegiatan berbagi (sharing).
2.  Oportunisme: Menciptakan, mengoperasikan dan menghancurkannya setelah memanfaatkan peluang bisnis yang nampak tersebut. Mereka harus memperoleh akses ke pasar yang baru dan pasar bersama atau ke pelanggan yang setia, serta meningkatkan fasilitas dan pemenuhan pasar.
3.     Keunggulan: Memiliki keunggulan kelas dunia dalam kemampuan inti yang diperlukan. Kemampuan ini harus secara terus menerus terhubung melalui penggunaan Teknologi Internet .
4.        Teknologi: Menyediakan teknologi informasi kelas dunia dan teknologi lain yang diperlukan untuk semua bentuk solusi bagi pelanggan. Mereka harus beralih dari menjual produk menjadi menjual solusi.
5.      Tanpa Batas: Dengan mudah menyatukan seluruh sumber daya dan kemampuan mitra bisnis secara terbuka kedalam suatu solusi bagi pelanggan yang terintegrasi.
6.  Berdasarkan kepercayaan: Sesama anggota saling percaya mempercayai dan menampilkan kepercayaan secara timbal balik dalam hubungan bisnisnya. Mereka harus berkeinginan berbagi infrastruktur dan resiko.

H.           Sistem Pengelolaan Pengetahuan
Manajemen Pengetahuan telah menjadi salah satu dari penggunaan teknologi informasi strategis yang utama. Sistem Manajemen Pengetahuan (KMS-Knowledge Management System) adalah sistem yang digunakan untuk mengatur/mengelola bisnis dan organisasi pembelajaran. Tujuan dari Sistem Manajemen Pengetahuan adalah untuk membantu para pekerja pengetahuan dalam menciptakan, mengorganisir, dan membuat suatu pengetahuan yang penting tentang bisnis, dapat tersedia, kapan saja, dan di mana saja bila diperlukan.
Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan yang bersifat eksplisit seperti acuan kerja, rumusan, proses, atau pengetahuan tersembunyi seperti “praktek terbaik”. Teknologi Internet dan Intranet, bersama dengan teknologi lain seperti GroupWare, Penggalian Data (Data Mining), dan kelompok diskusi secara online dapat digunakan oleh Manajemen Pengetahuan (KM) untuk mengumpulkan, mengedit, mengevaluasi dan mendistribusikan pengetahuan di dalam organisasi tersebut.
Sistem Manajemen Pengetahuan kadang-kadang disebut sistem belajar secara adaptip, karena mereka menciptakan siklus dari organisasi pembelajaran, yang disebut proses belajar adaptip yang berulang, yang memungkinkan pengetahuan dalam perusahaan untuk secara terus menerus membangun dan mengintegrasikan pengetahuan ke dalam proses bisnis, produk, dan jasa. Dengan demikian, akan membantu perusahaan tersebut untuk menjadi suatu penyedia jasa dan barang-barang yang tangkas dan lebih inovatif.

Sumber: www.mdp.ac.id/materi/2011.../TI307-052122-724-4.pdf

1 komentar: