Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Untuk postingan kali ini penulis ingin memberikan paparan materi tentang
“Bersaing dengan Menggunakan teknologi Informasi”. Uraian materi dibawah ini
merupakan kombinasi juga antara slide yang diberikan oleh bapak dosen dan juga file
yang telah berhasil penulis download.
A.
Lingkungan
Persaingan
Suatu perusahaan dapat
survive (bertahan) dalam jangka panjang jika berhasil mengembangkan strategi
untuk menghadapi lima tekanan persaingan yang umumnya dihadapi dalam lingkungan
bisnis. Lima kekuatan tsb meliputi:
1.
Ancaman
Pendatang Baru (Threat of New Entrants).
Banyak ancaman untuk survival dalam jangka panjang datang dari
perusahaan yang belum ada atau belum hadir dalam industri/pasar. Ancaman dari
pendatang baru memaksa manajemen puncak untuk memonitor kecenderungan, terutama
trend teknologi, yang mungkin akan meningkatkan persaingan.
2.
Persaingan
Antar Perusahaan yang Ada (Rivalry Among Exicting Competitors).
Dalam industri yang sudah matang, pesaing yang ada bukanlah
sebagai ancaman, karena secara spesifik masing-masing perusahaan telah
menemukan “ceruk”nya (langganan). Bagaimanapun, perubahan manajemen,
kepemilikan, atau aturan main dapat meningkatkan ancaman serius bagi
kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.
3.
Daya
Tawar Para Penyalur (Bargaining Power of Suppliers)
Para penyalur yang memiliki akses untuk membatasi sumber daya,
atau siapa yang mendominasi industri mereka, pasti akan menggunakan pengaruh
tersebut. Banyak perusahaan mencoba untuk mengurangi ketergantungan mereka pada
satu perusahaan untuk membatasi kekuatan tawar penyalur tersebut.
4.
Daya
Tawar Pelanggan (Bargaining Power of Customers)
Pelanggan dapat tumbuh kuat dan besar sebagai hasil penguasaan
pasar oleh mereka. Sebagai contoh,Wal-Mart adalah pelanggan paling besar untuk
konsumen ‘paket produk’ dan sering juga mendiktekan terminology kepada pembuat
barang-barang tsb, demikian juga perusahaan raksasa seperti “Procter& Gambler”.
5.
Ancaman
Barang Pengganti (Threat of Subtitutes)
Kemungkinan pelanggan dapat menggunakan produk yang lain atau
berbeda untuk memenuhi sama 5 kebutuhannya yang sama, hal ini menunjukkan
adanya ancaman barang pengganti.
B.
Dasar
Strategi Persaingan
Keunggulan
bersaing dimiliki oleh suatu perusahaan bila mereka berhasil melakukan beberapa
kegiatan yang mempunyai nilai lebih kepada pelanggannya secara lebih baik
daripada yang dilakukan oleh para pesaingnya. Keunggulan bersaing dapat
dikembangkan dengan mengikuti satu dari beberapa strategi dibawah ini :
1.
Strategi
Kepemimpinan dalam Biaya
Menjadi produsen produk
dan jasa dengan biaya yang lebih rendah didalam suatu industry memungkinkan
sebuah perusahaan untuk menurunkan harga jual produknya kepada para pelanggan.
Pesaing dengan biaya yang lebih tinggi tidak bisa bersaing dalam hal harga
dengan perusahaan yang lebih unggul dalam hal biaya ini.
2.
Strategi
Diferensiasi (Pembedaan)
Mengembangkan berbagai
cara untuk melakukan diferensiasi produk dan jasa perusahaan dari para
pesaingnya atau mengurangi diferensiasi para pesaingnnya. Hal ini dapat
memungkinkan sebuah perusahaan untuk berfokus pada produk atau jasa agar
mendapatkan keunggulan dalam segmen atau ceruk (niche) tertentu suatu pasar
3.
Strategi
Inovasi
Menemukan berbagai
cara baru untuk melakukan bisnis. Hal ini dapat mengembangkan berbagai produk
dan jasa yang unik, atau masuk ke dalam pasar yang unik. Hal ini juga dapat
melibatkan perubahan radikal atas proses bisnis dalam memproduksi atau mendistribusikan
produk dan jasa yang begitu berbeda dari cara bisnis dulu dilakukan, hingga
dapat mengubah struktur dasar industry
4.
Strategi
Pertumbuhan
Secara signifikan
memperluas kemampuan perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa, memperluas
ke pasar global, melakukan diversifikasi produk dan jasa baru, atau
berintegrasi ke dalam produk dan jasa yang berhubungan. Contoh : Intel telah
meningkatkan kapasitasnya (dan menurunkan biaya-biayanya) seperti yang juga
dilakukan pesaingnya, dengan mempertemukan teknologi yang telah dijalankan
dengan kegiatan perancangan/disain dan pabrikasi chip yang terintegrasi.
5.
Strategi
Persekutuan/Aliansi
Membuat hubungan dan persekutuan
bisnis baru dengan para pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan, dan perusahaan perusahaan
lainnya. Hubungan ini dapat meliputi merger, akuisisi, joint venture, membentuk
“perusahaan virtual”, atau kesepakatan pemasaran, manufaktur, atau distribusi antara
suatu bisnis dengan mitra dagangnya
C.
Strategi
Kompetitif Lainnya
1.
Mengunci
Pelanggan dan Pemasok (Locking-In Customers and Supplier)
Membangun hubungan
yang bernilai dgn pelangan, pemasok dan mitra bisnis
2.
Membangun
Biaya Berpindah (Switching Cost)
Melakukan investasi
dalam TI utk meningkatkan operasi atau menyebaran inovasi
3.
Meningkatkan
Halangan Masuk (Barriers to Entry)
Meningkatkan biaya
investasi atau kerumitan TI yang dibutuhkan utk bersaing dalam industri atau
segmen pasar
4.
Mendorong
Investasi dalam TI
Mengembangkan berbagai
produk dan jasa baru yang tidak akan mungkin dihasilkan tanpa kemampuan TI yang
kuat.
D.
Rantai
Nilai
Konsep
Rantai Nilai yang dikembangkan oleh Michael Porter memandang suatu perusahaan
sebagai rangkaian dari aktivitas dasar (" rantai") yang menambahkan
nilai kepada produk dan jasanya untuk mendukung pencapaian suatu margin
keuntungan . Di dalam konsep rantai nilai, beberapa aktivitas bisnis adalah
merupakan aktivitas utama sedangkan aktivitas yang lain merupakan pendukung.
Untuk masing-masing aktifitas, peran dari Sistem Informasi Strategis (SIS) akan
memberikan kontribusi yang berarti dalam mendukung kontribusi setiap aktifitas
tersebut kepada rantai nilai yang ada.
Sistem
Informasi Strategis adalah Sistim Informasi yang mendukung kegiatan operasi
atau Proses Manajemen yang melengkapi perusahaan dengan produk dan jasa
strategis, serta kemampuan untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing
1.
Proses
Pendukung yakni menciptakan infrastruktur internal untuk menyediakan dukungan
bagi pekerjaan yang khusus dari aktivitas utama:
-
Manajemen
dan Bantuan Layanan Administrasi. Peran Kunci dari SIS disini adalah dalam
otomatisasi Sistem Perkantoran.
-
Manajemen
Sumber Daya Manusia. peran SIS berupa Database Ketrampilan Karyawan.
-
Pengembangan
Teknologi. peran SIS : Merancang / Disain dengan bantuan Komputer.
-
Pengadaan
Sumber daya. peran SIS : Pertukaran data secara elektronik dengan para
penyalur.
2.
Proses
Utama. Proses ini memberikan kontribusi secara langsung dalam proses perubahan
bentuk (transformasi) pada perusahaan.
-
Logistik
ke dalam/Pengadaan. peran SIS : Sistem pergudangan yang diotomatisasikankan,
menjaga agar barang selalu tersedia pada saat diperlukan (Just in time).
-
Operasi/Pengolahan.
peran SIS : Sistem Pabrikasi atau produksi dengan bantuan Komputer.
-
Logistik
keluar /Pengeluaran. peran SIS: Pemasukan Data secara Online.
-
Pemasaran
dan Penjualan. peran SIS : Analisis Pasar.
-
Jasa/Layanan.
peran SIS: Sistem Diagnostik tenaga ahli.
E.
Business
Process Reengeniring dan Total Quality Management
Salah
satu strategi persaingan yang penting saat ini adalah Rekayasa ulang Proses
Bisnis atau Business Process Reengeniring (BPR) sering disebut rekayasa ulang.
Rekayasa ulang lebih dari sekedar mengotomatiskan proses bisnis untuk
mendapatkan peningkatan efisiensi kegiatan bisnis. Rekayasa ulang adalah suatu
kegiatan memikirkan ulang dan merancang perubahan proses bisnis secara radikal
untuk tercapainya peningkatan yang dramatis dalam hal biaya, mutu, kecepatan,
dan layanan. BPR mengkombinasikan berbagai strategi dengan melakukan inovasi
bisnis yang membuat peningkatan kinerja proses bisnis sedemikian rupa sehingga
suatu perusahaan dapat menjadi lebih sukses dan lebih kuat dalam suatu pasar
yang banyak pesaingnya.
Bagaimanapun,
selagi banyak perusahaan melaporkan keuntungan yang mengesankan, banyak
perusahaan lain yang gagal untuk mencapai peningkatan melalui proyek rekayasa
kembali.
Peningkatan
Kualitas Bisnis adalah suatu pendekatan yang kurang dramatis dalam
meningkatkan keberhasilan suatu bisnis. Satu daya dorong strategis yang penting
dalam area ini disebut Manajemen Kualitas secara Total atau Total Quality
Management (TQM).
TQM
menekankan pada peningkatan kualitas yang berpusat pada kebutuhan dan harapan
pelanggan terhadap produk dan jasa. Hal ini melibatkan banyak ciri dan
tampilan, seperti pencapaian, keandalan, ketahanan, kemampuan bereaksi dan
sebagainya. TQM menggunakan berbagai peralatan dan metoda untuk menyajikan :
- Barang atau jasa yang lebih
menarik dan sedikit variasi mutu.
- Perubahan yang lebih cepat
dari tahap disain ke produksi dan distribusi.
- Lebih fleksibel dalam
menyesuaikan dengan pilihan dan kebiasaan membeli pelanggan.
- Menurunkan biaya-biaya
dengan mengurangi pekerjaan berulang dan menghapuskan kegiatan yang tidak punya
nilai tambah.
F.
Menjadi
Perusahaan yang Lincah
Model
‘Free.Perfect.Now’ yang telah dikembangkan oleh “AVNET Marshall” mewujudkan
tiga dimensi ini kedalam suatu model yang singkat tetapi jelas untuk melayani
pelanggannya secara matang dan cepat dalam memberikan tanggapan .
-
Dimensi
kebebasan
Menekankan
bahwa kebanyakan pelanggan ingin biaya yang lebih rendah untuk nilai/manfaat
yang diterimanya, tetapi bersedia membayar lebih untuk suatu jasa yang memberi
nilai tambah.
-
Dimensi
Kesempurnaan
Menekankan
bahwa produk dan jasa seharusnya tidak hanya bebas dari cacat, tetapi juga
harus meningkatkan kesesuaian dengan pelanggan (customisasi), penambahan corak
dan perlu mengantisipasi lebih lanjut kebutuhan pelanggan dimasa depan
-
Dimensi
Kekinian
Menekankan
bahwa pelanggan ingin layanan 24 jam terhadap produk dan jasa, waktu penyerahan
yang pendek/singkat dan mempertimbangan waktu untuk pemasaran produk mereka
sendiri.
Mempunyai
kelebihan dalam kinerja bersaing adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
berhasil secara cepat melakukan perubahan, secara terus menerus membagi pasar
global dalam kualitas tinggi, kinerja tinggi, serta produk dan jasa yang sesuai
keinginan pelanggan. Perusahaan yang sudah matang sangat tergantung pada
teknologi informasi untuk mendukung dan mengendalikan proses bisnisnya. Empat
strategi pokok dalam persaingan adalah:
1.
Memperkaya
Pelanggan. Perusahaan yang mapan akan memperkaya para pelanggannya dengan
memberikan solusi untuk membantu mengatasi permasalahan pelanggannya. Mereka
akan berhasil mendapatkan nilai tambah dalam jangka panjang dari Produk dan
jasanya, jika mereka mau membantu memecahkan permasalahan berdasarkan pada
kebutuhan pelanggan. Ketika suatu kondisi berubah, maka pesaing yang tangkas
akan menjalankan hubungan bisnis berdasarkan pada kesediaan dan kemampuan
mereka untuk berubah agar dapat mengatasi masalah baru yang dihadapi pelanggan.
2.
Bekerja sama.
Perusahaan yang mapan melakukan kerjasama
untuk meningkatkan daya saingnya. Hal ini dapat berupa kerjasama secara
internal dan, jika dianggap perlu, dilakukan juga kerjasama dengan pesaing
dalam rangka mempercepat penyampaian produk dan jasa ke pasar.
3.
Mengorganisasikan.
Perusahaan yang mapan mengorganisasikan dengan baik pengelolaan terhadap perubahan
dan kesiapan dalam menghadapi ketidakpastian. Ini adalah suatu komponen pokok
dari persaingan, karena harus mengembangkan antisipasi dan tanggapan yang cepat
terhadap perubahan kondisi, bukan hanya perubahan dalam diri sendiri.
4.
Keseimbangan
Orang dan Informasi. Perusahaan yang mapan dapat menjaga keseimbangan antara
orang dan informasi dengan memelihara suatu jiwa usahawan/wiraswasta dan
menyediakan perangsang bagi karyawan agar lebih bertanggung jawab, meningkatkan
kemampuan beradaptasi, dan melakukan inovasi.
G.
Perusahaan
Virtual
Suatu Perusahaan adalah suatu
organisasi yang menggunakan teknologi informasi untuk menghubungkan orang-orang,
asset, dan gagasan. Orang-Orang dan Korporasi membentuk suatu perusahaan dalam
rangka mengambil keuntungan dari peluang strategis yang memerlukan waktu,
kemampuan orang-orang dan sumber daya teknologi informasi yang tidak boleh ada
di dalam perusahaan tunggal. Dengan membuat persekutuan strategis dengan
perusahaan lain dan dengan cepat membentuk suatu perusahaan baru dengan mitra
terpilih, perusahaan terbaik mampu memasang komponen yang diperlukan untuk
menyediakan suatu solusi tingkat dunia (world-class) untuk pelanggannya dan
menangkap kesempatan. Untuk berhasil perusahaan harus menguasai enam
karakteristik. Enam Karakteristik dalam Perusahaan
Virtual tersebut adalah:
1.
Kemampuan
beradaptasi: Mampu menyesuaikan diri terhadap suatu perubahan yang cepat sesuai dengan lingkungan bisnis.
Selanjutnya Perusahaan maya harus mengurangi proses yang bersamaan waktu
(concept-tocash) melalui kegiatan berbagi (sharing).
2. Oportunisme:
Menciptakan, mengoperasikan dan menghancurkannya setelah memanfaatkan peluang
bisnis yang nampak tersebut. Mereka harus memperoleh akses ke pasar yang baru
dan pasar bersama atau ke pelanggan yang setia, serta meningkatkan fasilitas
dan pemenuhan pasar.
3. Keunggulan:
Memiliki keunggulan kelas dunia dalam kemampuan inti yang diperlukan. Kemampuan
ini harus secara terus menerus terhubung melalui penggunaan Teknologi Internet
.
4.
Teknologi:
Menyediakan teknologi informasi kelas dunia
dan teknologi lain yang diperlukan untuk semua bentuk solusi bagi pelanggan. Mereka
harus beralih dari menjual produk menjadi menjual solusi.
5. Tanpa Batas:
Dengan mudah menyatukan seluruh sumber daya dan kemampuan mitra bisnis secara
terbuka kedalam suatu solusi bagi pelanggan yang terintegrasi.
6. Berdasarkan
kepercayaan: Sesama anggota saling percaya mempercayai dan menampilkan kepercayaan
secara timbal balik dalam hubungan bisnisnya. Mereka harus berkeinginan berbagi
infrastruktur dan resiko.
H.
Sistem
Pengelolaan Pengetahuan
Manajemen
Pengetahuan telah menjadi salah satu dari penggunaan teknologi informasi
strategis yang utama. Sistem Manajemen Pengetahuan (KMS-Knowledge Management
System) adalah sistem yang digunakan untuk mengatur/mengelola bisnis dan organisasi
pembelajaran. Tujuan dari Sistem Manajemen Pengetahuan adalah untuk membantu
para pekerja pengetahuan dalam menciptakan, mengorganisir, dan membuat suatu
pengetahuan yang penting tentang bisnis, dapat tersedia, kapan saja, dan di mana
saja bila diperlukan.
Pengetahuan
tersebut meliputi pengetahuan yang bersifat eksplisit seperti acuan kerja,
rumusan, proses, atau pengetahuan tersembunyi seperti “praktek terbaik”.
Teknologi Internet dan Intranet, bersama dengan teknologi lain seperti GroupWare,
Penggalian Data (Data Mining), dan kelompok diskusi secara online dapat
digunakan oleh Manajemen Pengetahuan (KM) untuk mengumpulkan, mengedit, mengevaluasi
dan mendistribusikan pengetahuan di dalam organisasi tersebut.
Sistem
Manajemen Pengetahuan kadang-kadang disebut
sistem belajar secara adaptip, karena mereka menciptakan siklus dari organisasi
pembelajaran, yang disebut proses belajar adaptip yang berulang, yang
memungkinkan pengetahuan dalam perusahaan untuk secara terus menerus membangun
dan mengintegrasikan pengetahuan ke dalam proses bisnis, produk, dan jasa.
Dengan demikian, akan membantu perusahaan tersebut untuk menjadi suatu penyedia
jasa dan barang-barang yang tangkas dan lebih inovatif.
Sumber: www.mdp.ac.id/materi/2011.../TI307-052122-724-4.pdf
http://nurdianaputripangkuan.blogspot.co.id/
BalasHapus